Seiring dengan dicetuskannya UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik), beberapa komunitas besar di Indonesia sudah mulai menutup portal-portal terlarang mereka. Terlebih yang menyangkut hal-hal "dewasa" dan SARA. Salah satunya portal yang mendapat hit paling banyak di forum yang berjargon "The Largest Indonesian Community".
Hal ini mendapat banyak sambutan, di kotak saran, di lounge bahkan ada beberapa thread berisi curhat gak jelas. Sayangnya sambutan yang diberikan tidak ada yang hangat. Sambutan dari bentuk protes, sindiran sampai makian dengan mudah ditemui di sekitar TKP. Fenomena tersebut menandakan sebagian masyarakat masih belum bisa sepenuhnya mendukung keputusan pemerintah.
Topik yang paling panas adalah masalah penutupan situs-situs "dewasa" yang salah satunya disebabkan oleh maraknya foto-foto "telanjang" artis-artis lokal baik asli maupun tidak. Padahal kalau dipikir-pikir lebih matang, yang paling berperan dalam hal ini justru pihak infotaiment yang menyebarkan secara luas kepada semua kalangan baik yang suka menggunakan internet maupun tidak. Bahkan dilebih-lebihkan. Masa lihat artis pake bikini di pantai atau kolam renang private aja dibahas --" Norak!! Toh pada tempatnya dan masih wajar.
Bayangkan prosesnya. Sebuah acara gosip mendapat kabar bahwa di situs X telah tersebar foto artis X tanpa busana. Acara disiarkan pada jam 10-4 sore dimana ibu-ibu, bapak-bapak sampe anak-anak sedang melek-meleknya. Saat di televisi terlihat samar-samar, sebagai orang normal yang memiliki rasa keingintahuan tentu orang itu akan berusaha mencari tahu kebenarannya. Maka diakseslah internet yang tidak biasa digunakannya untuk mencari info dan menjurus menjadi kebiasaan.
So sebenernya penyebaran pornografi tidak akan meluas kalau televisi lebih bisa memilih apa yang perlu diberitakan atau disajikan ke masyarakat. Berita murahan seperti si artis X bugil atau melakukan hal-hal mesum ada baiknya tidak perlu disebar-sebar. Apalagi masyarakat cenderung mengikuti sosok public figure yang kadang tidak difilter terlebih dahulu. Tentunya hal ini juga berlaku untuk media cetak dan audio.
Pembatasan dunia maya di internet tentu merupakan sesuatu yang hampir tidak mungkin. Begitu banyak portal yang ada dan saat ini begitu mudah untuk setiap orang menyajikan apapun di dunia maya ini melalui blog atau CMS seperti Joomla! atau media-media sejenis. Namun tujuan untuk mengurangi mungkin memang lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.
Efek yang paling kerasa adalah kemungkinan meningkatnya kembali penjualan kepingan "dewasa" di pasaran. Karena semakin sulit di dapat. Dan para pakar telematika mengalami penurunan omset untuk memeriksa keaslian suatu gambar. Wah BMW dijual dah buat makan :P
Berhubung hal ini melibatkan dana yang cukup besar (kalau gak salah denger mencapai 30M) yang seharusnya dapat digunakan untuk membantu setiap anak di Indonesia untuk mendapatkan pendidikan, maka penggunaannya mudah-mudahan tidak diselewengkan. Sesuai pengalaman, angka 30M dapat berubah menjadi hanya 30 juta dalam pelaksanaan dilapangan. Sisanya? Tersebar ke seluruh pelosok kantong koruptor.
Sebagai warga negara yang baik ada baiknya kita mendukung program pemerintah. Karena pemerintahan yang sekarang adalah pemerintahan resmi yang dipilih oleh "rakyat" dan katanya mewakili aspirasi "rakyat"-nya. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengawasi pelaksanaannya.
Berhubung kebebasan menyajikan informasi juga dibatasi, rasanya sampai disini dulu post kali ini. Mulai sekarang, berhati-hatilah para blogger Indonesia. Karena begitu banyak pasal di UU ITE yang bisa menyusahkan anda bila salah berkata.
Maaf-maaf bila ada salah kata, penulis post kali ini hanyalah seorang rakyat biasa yang mencoba memperhatikan perkembangan negaranya. ^^
source for picture : wikimedia.org