Sunday, March 09, 2008

Kids Are Not Stupid!

Malam yang terasa dingin akibat baru saja bebas dari derita demam yang membuatnya lumpuh seharian dilewatinya di sebuah toko buku papan atas di sebuah mall yang sedang di "rejuvinate" di daerah karawaci. Terkesan sedikit intelek, cara mengisi waktu luang dengan ke toko buku merupakan alasan utama dia selalu mengisi waktu luangnya di toko buku. Alasan kedua supaya bisa baca buku dengan gratis. :P


Setelah berputar-putar di dalam toko buku, pada rak ke-sekian diliriknya buku yang ber-cover motivator terkenal di Indonesia. Motivator, bukan pakar telematika. Motivator yang dengan motto "Success is My Right" ini menceritakan sedikit cara pandang tentang kasih sayang orang tua dalam mendidik anak dalam bukunya. Saat istrinya memukul anaknya karena berbuat nakal. Di cerita itu si ibu bertanya kepada anaknya apakah menurut anak itu si ibu menyayanginya. Si anak menjawab bahwa si ibu tidak menyayangi dia. Buktinya ibunya memukul dia sehingga dia kesakitan. Lalu si ibu mengatakan kalau dia memukul anaknya karena dia sayang kepada anaknya. Supaya anaknya ingat selalu kesalahannya dan tidak mengulangi.

Beberapa hari sebelumnya, tepatnya 2 malam lalu. Didapatkannya di layar kaca pc-nya dialog penyesalan dari seorang ayah yang membentak anaknya bahkan sampai memukulnya. Walaupun alasannya demi kebaikan anaknya. Kurang lebih begini dialognya :
I'm the worst
It doesn't matter what reason you have.
Parents hitting their child it's unforgivable.
Discipline, Loving smack, those are just convenient excuses.
The child will behave after this and understand how their parents fell.
There no such thing!
Even if that's how you see it, that's only because the child is scared..
and behaving him self because of that.
Kids are not stupid!
Because they are scared of their parents they just act like they are listening.
If you really love your child, you just have to talk to them.
Talk to them, and if they still don't get it, you just have talk to them again.
You just have to talk to them for as many times as it takes them to understand.
Such infinite patience is what true love is about.
But I got impatient.
I tried to force her to accept what I said.
I got impatient.
Impatient won over love.
Intinya, kalo emang sayang, orang tua mesti sabar. Anak tu gak bodoh, mereka bisa belajar. Sekarang tergantung apa yang mengajar dia? Ketakutan atau Mengerti?

Mungkin cara pandang yang pertama sudah cukup mendarah daging di bangsa ini. Menggunakan kekerasan sebagai pengajaran kebenaran sudah banyak dipraktekkan dari jaman penjajahan. Mungkin warisan penjajah atau memang kebudayaan.

Mulai dari orang tua yang mengajar anaknya dengan cara mendidik dengan keras dan kekerasan, hingga jaman pemerintahan yang menghilangkan orang yang mengganggu dengan "Petrus"-nya, juga sistem senioritas dalam orientasi dan leadership training.

Sometimes we're enjoy it as a "parent". That's how we teach our lovely child

Sebagian orang mengatakan tanpa ditegasin, anak kecil gak bisa ngerti. Hal ini yang disanggah di cara pandang ke-dua. "
Kids are not stupid!", ya, anak kecil tidak bodoh dan apa jadinya bila mereka berubah karena takut pada orang tuanya? Mereka akan mewariskan semua tehnik itu ke anak mereka kelak. Mungkin ini juga yang menyebabkan siklus "Loving smack" ini terus berputar di sekitar kita.

Cara pandang memang bermacam-macam. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan memilih yang mana yang terbaik untuk kita. Bagaimana menurut anda calon bapak dan ibu di masa depan? ^^

12 comments:

Satochi said...

Idealnya emang setiap parent memiliki that infinite dan ever-patient love. Tapi ga selamanya kita bisa idealis. Ada saat2 dimana kita bener2 sumpek diserang keadaan sekeliling, dan pada saat itu anak yg rewel pasti tampaknya malah nambah beban, bukannya menghibur. Dan yg terjadi adalah refleksnya pasti marahin. Minimal ngomel. Blm tentu sampe mukul. Dan ada juga saat2 dimana si anak udh dikasitau beribu2 kali tetep ga nurut. Jangankan anak kecil yg katanya not stupid. Manusia dewasa yg udh hampir resmi menyandang gelar s.kom aja bisa ngalamin yg kaya gitu juga kn?

Dan untuk gw, tampaknya gw akan berlanjut dgn cara normal. Atau cara kuno. Whatever lah :p Tidak untuk membuat anak gw ntarnya takut sama gw, tapi menurut gw, hukuman itu harus ada klo emang dia salah. Yg salah adalah klo ortu semena2 memukul anaknya gara2 dia lagi bete sendiri. Tinggal gimana kita pinter2 'make up' sama anaknya aja, hehe.

Yeah, call me the victim of the 'love smack' cycle :p

raykuro said...

Kalo "make-up"-nya gagal dan membuahkan dendam? Si anak tertekan dll? Anak itu penerus bangsa.. mau jadi apa bangsa ini?

Memang semua manusia punya batas kesabaran, tapi apa salahnya mencoba untuk sabar?

Berikut cuplikan dialog lagi dari orang yang berusaha menghibur si bapak itu :

You're human too.
Parents are humans too.
No one's perfect.
When you mess things up,
just apologize later.
Even if you look bad.
You just have to apologize to her.
Isn't it also good to show her your flaws sometimes?
That might also be what education is about too.

Satochi said...

Gagal pun ga segitunya lah. Toh tidak dilakukan secara intensif dan dlm jangka waktu yg panjang dan rutin kn. Kalopun iya, anggep aja itu suenya dia. Salah ortunya tuh :D :p Hehe.. *kabur*

Yeah, no one's perfect. Mencoba sih tentu aja. Tapi apa jadinya klo percobaan itu gagal? Welcome to the love smack cycle :D

Kan katanya yg penting itu keseimbangan :D Kekerasan dan kelembutan itu perlu berjalan seimbang. Klo dikerasin terus, emang kemungkinan gede anaknya tertekan dan selanjutnya dia bisa jadi orang yg doyan mukul. Klo dilembutin terus, anaknya ntar kurang ajar.

"Isn't it also good to show her your flaws sometimes?"
Maxudnya kadang emang kita perlu berpura2 sama anak2, tapi kadang juga kita perlu tunjukin diri kita yg sebenernya. Klo pas mukul itu ga tahan dan pingin nangis saking sedihnya ato saking sakit hatinya, ga usah sok tegar. Ntar anaknya ngira kita beneran ga sayang lagi :p

raykuro said...

Sometimesnya kan kalo dah kejadian dan gak bisa mundur ke masa lalu kan.. kalo bisa mah jangan, kekerasan gak akan pernah menyelesaikan masalah. Malah bisa nambah masalah.

anyway,

Selamat atas berdirinya "love smack cycle" dan Miss Satochi as the founder :p

:lol:

Satochi said...

Selamat juga atas ditemukannya "Kids are not stupid" paradigma dengan Mr Raykuro sebagai penemunya :p

Semoga anda terus bisa menjalankan kebijaksanaan anda yg satu ini. Bisa dilihat nanti klo lo udh punya anak. Gw tagih y :D

Hehe..

*tidak bermaksud ngajak ribut*
:p

Mel said...

wah... bacaan yang lebih teoritis lagi... kids are not stupid, tapi orang tua punya cara sendiri buat ngajar anak2nya...

kekerasan memang tidak dianjurkan, tapi untuk beberapa jenis anak, itu bisa digunakan... well.. gwe termasuk salah satu yang mengalami love spank sih pas kecil... habis dibilangin ga ngerti2...

well...
once an old wise man said that, negara punya undang-undang, keluarga punya peraturan.. (sort of),
kita belom pernah jadi orang tua... atau raykuro sudah ya? karena gwe belom jadi orang tua, gwe ga bisa menentukan cara bagaimana yang paling baik untuk mendidik seorang anak....

kids are not stupid, but they are different each other, and they need different approaches to make them learn something...

raykuro said...

@satochi : mudah2an.. amin ^^

@mel : belom pernah juga kale --"

wah sementara wanita tetep lebih setuju dengan "love smack cycle" ya berarti.. hmm..pantau terus..

Anonymous said...

7 comments just from three bloggers? hohohoho... this must be a really though post...

yup, memang semestinya begitu, tapi ada beberapa yang harus dilakukan dalam mendidik anak, ketegasan perlu, kekerasan harus dihindari. Apabila hanya berbicara seakan-akan orang tua itu tidak memiliki otoritas, maka sang anak akan merasa dirinya bebas berbuat apa saja. Ingat, anak tidak hanya belajar dari orang tuanya, tidak hanya meniru apa yang dilakukan orang tuanya... tetapi juga dari lingkungannya...

jadi kapan lu mo punya anak lix?
*LOL

NB: You are tagged, visit my blog for detail!

Regards,
Xander

Mel said...

@raykuro
kok jadi bawa2 gender? pada realita nya memang ibu2 yang suka spanking anak, tapi kasus KDRT berat selalu dilakukan oleh bapak2... pantau terus


@xander
gwe baru post sekali... ini yang kedua... kalo sampe banyak comment ya si satochi sama raykuro lagi seru...

raykuro said...

@mel :
Saya tidak bilang wanita suka spanking anak --" cuma dari 2 komen yang ada kan wanita semua dan mereka setuju dengan cara pandang nomor 1
sedangkan si raykuro yang lelaki satu-satunya sampai si xander datang kan lebih prefer nomor 2.
kalo bukan gender yang dibawa apa? kan kesamaan satochi dan mel adalah wanita..(soalnya cuma itu yang terditeksi)
Kan saya mencoba menyimpulkan pendapat yang ada dari pihak yang sudah berkomentar.. pantau terus ^^

@xander :
Waduh besok de gw kerjain. Lagi belajar joomla neh gak masuk2x .. --"

Mel said...

@raykuro
hm... mungkin bisa dijelaskan bahwa gwe dan satochi pernah menjadi survivor dari 'love smack' cycle, dan merasakan bahwa akibatnya... not that bad, atau bahkan... not bad at all...

kalau misalnya raykuro dan xander juga merupakan survivor dari 'love smack' cycle juga, baru kemudian bisa dipersempit menjadi dua kemungkinan...

1. perbedaan disebabkan karena gender... bahwa perempuan lebih permisif dengan tindakan smack or spank
2. gwe dan satochi penggemar BDSM >_<

raykuro said...

Saya sendiri mengalami "love smack" kok ^^ kan sudah mendarah daging dengan kuat reason dan batasan normalnya harusnya. Maksudnya "love smack" yang wajar kaya apa misal hanya cubit atau pukul pake kemoceng ahahaha...

Cuma kalau dibiasain, kadang bisa kelepasan saat emosi itu yang berbahaya. "Love smack" itu gak salah, tapi alangkah lebih baik bila mendidik menggunakan jalur yang lebih halus, tapi tegas.. seperti xander bilang yang penting harus mempunyai otoritas sebagai orang tua dan memberi contoh kepada anak dalam perilaku sehari-hari.

itu sih menurut gw, pendapat dari seseorang yang bahkan belum bisa dikatakan newbie dalam dunia pembangunan keluarga :P

@mel : whoa.. BDSM XD butuh kepercayaan tinggi terhadap pasangan tuh :P

@xander : lupa jawab, gw kaga pengen jadi bapak --" cuma kepengaruh media ini ^^