Sunday, December 30, 2007

Siapakah Kamu?

Siapakah kamu?
Yang selalu tersenyum
saat diriku bahagia

Siapakah kamu?
Yang selalu menangis
saat diriku bersedih

Siapakah kamu?
Yang selalu mencuri dengar
saat ku berkeluh kesah

Siapakah kamu?
Yang membuatku yakin
saat diriku bimbang

Siapakah kamu?
Yang selalu menopang
saat diriku merasa lemah

Siapakah kamu?
Yang begitu mengertiku
walau ku diam seribu bahasa

Ya.. itu kamu
kamu dengan segala ke-kamu-an mu

Thursday, December 27, 2007

First 4 Digits

My first 4 digits visitors :
Congratz.... ^^

Tuesday, December 25, 2007

Untitled

My Christmas eve..

physical not well, mental broken

update after Christmas...

Christmas update :

physical worse, mental normal

at last, She save my christmas

Sunday, December 23, 2007

Boy's Tears

Dalam kamar sebuah rumah, seorang pemuda dengan kulit hitam kemerah-merahan karena terbakar matahari baru saja merebahkan tubuhnya setelah 3 hari tak berjumpa dengan kasurnya.

3 hari ini dia ke laut, liat pemandangan bagus..
namanya laut angin pasti kenceng.. wusss..

Tapi angin dalam 3 hari itu bener-bener sadis. Kolor salah satu temannya saja sampai hilang :p

Apa yang terjadi di laut tidak akan dia ceritakan dalam cerita ini. Dia tidak mau temannya kehilangan semangat sembuh karena ceritanya. Mungkin dia akan cerita saat semangat temannya sudah muncul kembali ^^. Lagi pula hal favorit yang dia lakukan di sana hanya mengambang di kolam dan merenung di bawah air yang tenang selain membendam kepala di balik bantal.

Pikirannya memang lagi ke mana-mana. Kebimbangan besar lagi sibuk menekan dirinya sampai dia merasa sangat terganggu. Pikirannya tidak pernah tenang akhir-akhir ini.

Perjalanan pulang cukup menyenangkan, tidak terasa capek cuma suara yang dihambur-hamburkan sampai saat ini dia kesulitan bicara lantang. Suaranya lagi di recharge biar normal lagi. Berbekal tolak angin sebagai penangkal bala, dia berharap terhindar dari masuk angin.

Sesampainya di kampus, dia dikejutkan sebuah kotak kuning berlubang hati dari temannya yang bernama Michelle*. Secara jantan, boys to boys (even Michelle* is a girl's name) kotak itu diserahkan langsung dari tangan si Michelle* ke tangannya. Dan pesan dari si Michelle*, "Semoga bisa bikin lo gak telat lagi". Gak sempat terharu, tapi dia senang sekali dengan barang itu.

Karena advent-nya yang sudah bolong 2, dia merasa wajib mengisi advent ke-4 nya. Maka dia dan segerombolan orang bertujuan sama, menjalankan kewajibannya kepada Tuhan di Gereja yang paling dekat dengan lokasi dia berada sekarang. Sebuah Gereja mewah, dengan isi yang mayan kece-kece ^^

Usai misa advent ke-4, seorang temannya mengajak untuk makan sebelum bubar. Dan mungkin jodoh, sampailah mereka di Sate 19 Desember. Dan bila dalam kitab suci ramalan para Nabi tergenapi, maka hari ini tergenapilah sate gratis yang dilewatkannya 2 tahun 4 hari lalu.

Pulang ke rumah dengan keadaan yang kurang enak, membuat dia uring-uringan. Disamping punggungnya yang terasa perih akibat sinar matahari yang membakar kulitnya, perasaan dan pikiran dia memang sedang jelek-jeleknya.

Jam 9 malam, didapatinya sebuah pesan singkat yang menyuruh dia untuk ke gereja membereskan bangku. Meluaplah isi pikirannya. Semua kejenuhan yang dipendamnya selama ini begitu saja keluar seperti orang muntah karena keracunan. Jenuh akan semua beban dan kehidupannya yang terasa semakin monoton. Semua kejenuhan baik dalam perkuliahan maupun kehidupan romantismenya.

Disadarinya, beberapa tetes air mata saja dan senyuman dapat dengan efektif menghapus beban yang menggerogoti. Belum ada bukti ilmiah bahwa pengaruhnya akan berlangsung lama atau tidak, tapi membuat dia bisa berfikir sejenak dan bercerita pada kalian hari ini. Bukan air mata yang sangat sering dia keluarkan saat dia terharu atas perkataan dosen atau pembicara seminar, tapi air mata special yang tidak pernah dia keluarkan sejak peristiwa sinetron di sebuah kampus milik pemerintah di pinggiran Jakarta.

Boy's dont cry. But tears may come out, for good purpose which based on good reason.

Wednesday, December 19, 2007

19 Desember

Kemanggisan, 19 Desember 2007
Pk. 21:30 di lokasi tukang sate ternama.

Malam ini dia terbangun dengan sedikit kaget. Woa.. dia tertidur di tempat temannya, dan terbangun ketika temannya baru saja pulang. Karena rasa lapar yang tak tertahankan, maka dia berencana makan dulu bersama temannya sebelum pulang.

Bingung makan dimana, teringatlah dia suatu tempat dia makan 2 tahun lalu. Ya, tepat 2 tahun lalu. Maka pergilah mereka ke sana. Didapatinya tempat itu kosong, tidak ada penjual sate yang biasa mangkal di situ sejak bertahun-tahun lalu. Yang ada hanya sebuah petak kosong, gelap dan basah. Mungkin sedang bersiap-siap meramaikan Idul Adha, sehingga kambingnya disumbangkan ke Mesjid.

Masih diingatnya di tempat itu, sebuah mobil sedan putih bermerek Dian menjemputnya pulang dari suasana bahagia bersama 3 orang lain yang bersamanya. Sehingga dia kehilangan kesempatan sate gratis malam itu. Mungkin, bila di tahun berikutnya bisa makan di situ lagi, mereka akan makan ber-5.

Tahun berikutnya memang dia tidak mungkin makan di situ. Waktu itu dia berada di Bandung mempersiapkan masa kepengurusannya. Hari itu adalah hari special buat setidaknya 6 orang temannya, 19 Desember yang paling berbahagia.

19 Desember pernah menjadi hari yang spesial buat teman-temannya. Dan mungkin selamanya akan menjadi hari yang special. Memory yang sudah terekam, takkan mudah untuk dihilangkan. Apalagi memory-memory bahagia. Pasti di simpan baik-baik sebagai harta yang tak ternilai.

Akhir kata, Happy 19 Desember teman-teman....

Tuesday, December 18, 2007

Binus Masa Depan

Siang terik di kemanggisan, debu jalanan berenang-renang di udara bebas bermandikan sinar mentari siang yang konon tidak sebagus manfaat sinar mentari pagi. Kendaraan bermotor antri dengan cemas melihat depannya yang tidak berujung. Padat sekali suasana jalan saat itu.

Dengan hati bingung, cemas, dan sedikit kesal karena programnya nge-bug saat di demo tadi, seorang pemuda berjalan menyusuri jalan menuju Kampus Anggrek. Beruntung saat di jalan dia berhasil mengidentifikasi sumber kesalahan yang terjadi. Mungkin setelah dia punya waktu dan belum lupa dia akan mencoba memperbaikinya.

Target Januari yang sebenarnya sudah molor 1 bulan dari target awal, membuat programmer tunggal amatiran ini kalang kabut. Sisa waktu belasan hari lagi ditambah acara-acara di sekitar Natal membuat dia harus semakin pintar membagi waktunya.

Sedikit bengong, sedikit ngantuk dia sampai juga di depan Kampus Anhgrek seberang bignet. Setelah menyeberang dengan selamat, dia menangkap semua informasi dari papan reklame Binus yang akan datang.

Konon, kampus binus yang kalau tidak salah akan selesai tahun depan ini, akan berubah menjadi kampus yang lebih mewah dan lengkap di masa akan datang. Terlihat dari lobby yang besar , ruangan aula, ruang rapat, wc canggih, home theater, dan penginapan(sebagian hanya khayalan dia).

Pelataran depan yang sudah disulap menjadi gedung bertingkat menyaingi megahnya gedung di belakangnya, akan membuat tempat sekitar semakin macet. Karena sepertinya jumlah kapasitas mahasiwa yang diterima pasti semakin banyak.

Satu hal yang menarik yang dapat anda saksikan saat melewati sekitar papan reklame pembangunan Binus dari depan bignet sampai belok ke Jl. Anggrek Cakra adalah masa depan yang cukup menjanjikan. Di masa depan, anda tidak akan kesulitan mengambil ATM di siang hari pun malam, berpakaian apapun, dan siapapun anda.

Dalam gambaran masa depan itu, anda bisa melihat bahwa celana pendek diperbolehkan untuk masuk kampus. Hal ini diidentifikasi dengan adanya 2 orang pria bercelana pendek. Satu berbaju kuning, yang lainnya berbaju putih. Sepertinya mereka tidak hanya sedang mengambil ATM :p

Jadi buat anda yang memprotes pengambilan ATM yang mewajibkan bercelana panjang, mungkin anda bisa bernapas lega sedikit dan menghentikan protes anda. Karena anda sudah di dengar oleh Binus masa depan. Silahkan cek sendiri.

pesan penulis :
Cerita ini adalah fiksi yang berbasis kenyataan. Kesamaan tingkah laku dan kejadian adalah suatu kebetulan yang disengaja. Isi dari cerita ini murni hiburan dan tidak bertujuan melecehkan siapa pun. Bila anda merasa terhibur setelah membacanya, bagilah kebahagiaan anda dengan memberikan komentar.^^

Monday, December 17, 2007

Seseorang

pk 15.40 sore.. saat yang tepat bagi sebagian orang untuk bersiap-siap pulang kantor, dan jokey-jokey 3 in one bersiap-siap mejeng di sepanjang jalan besar di Ibukota. Dalam sebuah ruangan lab di salah satu Universitas Swasta, Lxx bukan Rxx seperti tulisan seseorang yang saya hargai gaya penulisan di komputer labnya atas pemberian credit ke alamat ini dan kebetulan mengalami keadaan yang sama. ^^

pk 15.45 di ruang Lxx, sudah 5 menit berlalu dari aplikasi yang di-run dengan nama notepad ini pertama kali dibuka. Satu paragraf di sini adalah senilai 5 menit di dunia nyata. Di sebelah seorang temannya yang sedang sibuk membuat design dari shape-shape seadanya di komputer lab, entry kali ini bertujuan menceritakan dia.

Seorang pemuda tanggung dengan jaket hitam bertuliskan Computer Science di punggung, 20 cm dari jas lab berwarna putih yang tidak dipakai walau sudah cape-cape dipinjam. Dia mencoba tidak menjadi aneh sendiri, karena hampir semua orang di ruangan itu sudah tidak menganggap jas lab putih itu sebagai salah satu trend mode yang membanggakan.

Asisten hari ini bukan asisten yang biasa. Sepertinya asistennya si asisten biasa. Si asisten yang biasa cuma duduk di belakang komputer tanpa diketahui apa yang sedang dilakukannya oleh seisi kelas. Sudah dari awal memang tak ada niat mengikuti penjelasan di depan, maka dia mulai tak betah di ruangan lab yang sekarang menjadi gelap itu.

Berbeda dengan seseorang yang memasukkan flashdisk berwarna biru ke dalam komputer orang untuk memainkan game, dia malah menemukan 3 buah game di dalam VMWARE yang baru saja dia matikan untuk mengurangi beban komputer. Karena komputer lab mengeluh saat dia menjalankan game yang dia baru saja temukan.

5 Spot II Demo, Zen Gems dan Professor Fizzwizzle yang sepertinya demo juga akan menemani perjalanannya selama kurang lebih 60 menit ke depan. Tidak seperti seseorang, dia sudah menyetel audio di komputer lab itu menjadi mute, sehingga tidak ada sedikit pun suara yang tebuang keluar. Diliriknya teman di sampingnya tadi, ternyata sedang lihat-lihat beberapa wallpaper yang sepertinya dilihat juga oleh seseorang di dalam ceritanya waktu itu. Tapi sepertinya kejadian sama tidak terulang, dia tidak mencet-mencet (dot)exe pengganti wallpaper-nya :p

Demo 1 hour, ya cukuplah buat sekedar menemani sampai keluar. Diliriknya sebelah kirinya, sisi berlawanan si teman "potoshop" di sebelah kanannya yang sudah diceritakan tadi. Seorang perempuan sebaya sedang memainkan game juga --" Lama2 jadi timezone ini lab. Gamenya berbeda dengan game di komputernya, karena terlihat flashdisk biru kecil tertancap di atas cassing komputer lab. Seakan tak mau kalah dengan pemuda yang sudah lebih dulu main saat si perempuan itu memperhatikan asisten yang mengajar dan menjalankan VMWARE-nya.

Game pertama 5 Spot II berakhir di level 12. Tidak sepenuhnya bernapsu main, Cuma sekedar mengisi waktu. Gelapnya ruangan membuat matanya perih, dan kacamata hitam
yang telah dilepasnya saat login tadi, dipakai lagi.

Game kedua si profesor itu ternyata hanya tinggal memiliki 2 menit waktu demo. Saat asik-asiknya dimainkan, malah mental balik ke layar desktop. Peristiwa itu membuatnya mengeluarkan kotak hitam bermerek Maxtor dari tasnya, yang akan digunakan meng-crack game gratis di komputer lab. 1 menit kemudian, Professor tadi sudah berhasil takluk dibawah keygen dari kotak hitam. Sayang, setelah itu dia kehilangan keinginan melanjutkan si professor karena tantangan 200an judul game lain dan bergiga-giga moving picture di kotak hitam itu ^^

16:30, tampaknya kelas berlangsung lebih cepat. Tanpa bermaksud meniru gaya penulisan dan peristiwa seseorang, dia bersiap-siap pamit.

......
..........

16:40 Komputer menyala kembali.. ternyata tadi bukan akhir dari kelas, dan komputernya yang sudah mati disamperi asistennya asisten biasa. Dan entry ini dilanjutkan karena komputer telah nyala kembali. "Jendela" sudah berhasil booting dengan sukses. Dan niat untuk pulang terpaksa ditunda.

16:55. Akhirnya benar-benar bubar dan sekali lagi tanpa bermaksud meniru gaya penulisan dan peristiwa seseorang, dia bersiap-siap pamit.

Nb : Disarankan membaca tulisan seseorang terlebih dahulu, agar anda dapat membayangkan entry kali ini. Oh ya entry kali ini di post dari tempat Michele* ^^



Reasons

They have different reasons for coming,
but they're (all) the same for having no reason to leave

Hari ini cuaca kurang bersahabat. Mendung dan hujan dari semalam masih membekas di jalanan yang becek dan lepek. Matahari pun bersinar malu-malu seakan hendak menutupi wajahnya yang habis menangis. Tetes-tetes hujan sisa tadi malam masih turun, walau tidak dalam jumlah besar.

Dalam terpaan rintik hujan yang masih dalam tingkat romantis, seorang pemuda membonceng temannya menuju sebuah mal di ibukota. Dengan spion nyaris putus tanpa sebab, dia memacu motornya membelah angin yang meniup hujan.

Hari ini ada acara khusus. Acara yang dinantikan beberapa orang, mungkin juga tidak diharapkan bagi orang lain. Arogant People's Reunion. Anggap saja namanya itu. Tentu para generasi terakhir dari kaum ini takkan melewatkan hal yang seperti ini.

Suasana mal di hari libur itu sangat padat. Dibawah sebuah rumah kayu berwarna coklat pekat, banyak orang berjejal ingin masuk. Tampaknya di dalam akan pengap dan sempit. Kereta bayi merupakan benda yang amat banyak tersebar di seluruh pelosok mal. Entah hari ini hari bayi sedunia atau bukan, tapi kereta bayi ini menambah keragaman mal yang berisi banyak makhluk cantik :p

Setelah beberapa lama di toko buku, dia berkumpul bersama yang lain di depan studio yang juga sangat ramai dengan antrian kaum hawa maupun adam. Dengan bermodal kartu samping di tangan, 4 orang siap mengantri dengan 3 tanda tangan asli, dan 1 tanda tangan palsu. Beruntung, keramaian telah membuat temannya terhindar dari usaha penambahan dosa asal (Dosa bawaan dari adam dan hawa) dan mungkin berkenan menambah dosa di jalur lain, namun bukan lewat kartu samping.

Tak jadi menonton layar besar, mereka pun melakukan suatu aktivitas yang kita namakan saja Arogant Race. Mirip Acara di AxN tapi beda porsi dan profesionalitas ^^. Sebagai seorang leader dalam sebuah tim di situ, dia membawa teman "besar", teman "tinggi" dan teman "anti sapi"-nya berkeliling mall untuk menyelesaikan semua misi yang diberikan oleh host.

Seru, mendebarkan, dan membutuhkan stamina yang kuat serta otot yang sehat agar otot tidak keseleo. Dengan kamera seadanya dan batre ampir abis mereka melanjutkan babak 2 dengan score 4 | 2. Not bad lah sampe kejadian Cartoon can make he laugh and 5 element can find him yang sempat membuat selera makannya hilang sejenak. Hehe.. maklum dia gak boleh salah, apalagi kalah.

Makan malam gratis akhirnya mengakhiri perjalanan panjang sore itu. Perjalanan dan pertemuan kembali setelah selang waktu yang lama. Sebuah reuni dari para pendekar negri ke tiga. Sisa- sisa kesombongan dan kejayaan di masa lampau, yang ditumpahkan dengan bebas bagi penerus dimasa depan. Cukupkah mengobati kerinduan? Dan mengembalikan segala kenangan, dari kesombongan di masa muda yang indah....

That's why we are having no reason to leave....

Wednesday, December 12, 2007

Boys Don't Cry

Hari sudah malam, Ayam, burung dan semua unggas kecuali burung hantu sudah kehilangan penglihatannya. Ikan-ikan berenang dengan tenang di dasar kolam sambil sekali-kali tertidur. Hewan malam berkeliaran dengan bebas. Mencari makan, kadang mencari sensasi. :p

Di pojok kamar di tingkat 2, kulihat seorang lelaki menangis. Menangisi cintanya yang tidak berujung tawa. Cinta tulus kepada seorang wanita yang dikaguminya dan begitu dicintainya selama ini.

Bayang senyumnya tak dapat hilang, malahan seperti meledek setiap ingatan yang tersisa. Sakit.. sakit sekali tusukan jarum-jarum keputus-asaan di hatinya. Aneh sekali tusukan itu tak mengeluarkan darah segar, melainkan pedih yang tidak berjeda. Detik demi detik tiada berhenti menggerogoti hatinya yang membiru.

Cukup sudah ketahanannya. Menahan beban dan derita cinta. Yang menghantuinya dalam setiap kesehariannya. Air mata tak terelak. Berebut keluar walau satpam kelenjar air mata sudah memasang tali pengaman dan dengan galaknya berteriak-teriak sambil memilin kumisnya yang runcing.

"Boys don't cry"

Sebuah tulisan tangan dibalik remasan kertas dibawah ranjang. Tulisan dari pujaannya, sebagai penutup sepucuk surat cinta. Sebagai penghibur bagi hati yang membiru atas berakhirnya pengharapan cinta.

Air mata sudah habis, air liur keluar dari mulut yang membeku. Tertidurlah dia dalam keletihannya. Letih akan kenyataan yang memusuhinya tanpa belas kasihan.

Dalam mimpinya dia melihat, teman-temannya tertawa. Sibuk dalam kesenangan masing-masing. Sibuk menikmati indahnya cinta. Dia semakin tak mengerti, mengapa dia diciptakan. Cuma menanggung derita dan dipermainkan oleh nasib.

Hingga masuklah sosok wanita lembut, dengan sabar memeluknya. Mendekapnya dalam-dalam. 2 orang lagi muncul, dan dikenalilah oleh dia. Teman-temannya bermunculan, menyusul ibunya dan keluarganya yang telah lebih dulu memeluk dia, melindunginya dan menariknya dari kekosongan jiwa.

Maka terbangunlah dia. Terbatuk-batuk, dan mata yang sulit dibuka karena air mata yang mengering. Tapi dia bahagia, dia sadar masih banyak orang yang mencintainya, orang-orang dimana dia membagi cintanya, orang-orang yang menghangatkan hatinya, dari kelamnya biru laut yang dalam.

Maka berlarilah dia, membuka tangannya lebar-lebar untuk menangkap semua cinta disekitarnya..

Do you believe in life after love?
I believe...

untuk hati temanku yang membiru...

Saturday, December 08, 2007

Mulutmu Harimaumu

Berpuluh-puluh atau berratus-ratus kilometer dari kaki Gunung Salak, pemuda sibuk yang biasa anda baca melalui harinya tanpa perubahan. Di saat Jakarta kelebihan air karena hujan deras yang terus mengguyur selama beberapa hari belakangan ini, dia justru kekurangan mandi dari biasa sehari 2-3 kali menjadi hanya 1 kali. Tragis memang.

Kalau anda pernah dengar pepatah : "Mulutmu, Harimaumu", mungkin hal itu benar. Jadi anda harus melatihnya dengan baik. Bila tidak dilatih akan sangat berbahaya. Bila terlatih tentu anda bisa menarik keuntungan dari-nya. Mulut terlatih bisa dipakai bermain sirkus, mulai dari lari di lingkaran raksaksa, meloncati lingkaran api, atau berdiri dengan 2 kaki belakang. :p Buat anda yang berasal dari Sumatera, pemerintah sudah menghimbau anda untuk melestarikan mulut anda tentunya. Karena harimau Sumatera sudah hampir punah.

Sekali lagi tentang "Mulutmu , Harimaumu". Hari ini dia mendapat 2 pengalaman yang mengingatkan dia atas pepatah di atas. Yang pertama terjadi di siang hari. Dimana pembicaraan biogeografis secara tidak langsung menyerempet nama yang terlarang untuk di sebut di situ. Karena dalam etika pengandaian, usahakan sekitar anda tidak ada yang menggunakan atau mengenal nama yang anda gunakan dalam pengandaian. Dan dia secara tak sengaja menggunakan nama terlarang. Tapi suer katanya dia gak maksud apa pun. Walau peristiwa ini diakhiri dengan tawa dan sedikit cekekan, dia tetap merasa bersalah melanggar kode etik pengandaian.

Sorenya, akhirnya dia demo program skripsinya untuk pertama kali. Meski dengan segala kebelum-selesaian programnya, dia setidaknya memiliki kemajuan berarti yang dibayar dengan waktu istirahatnya. Dan dalam demo tersebut, sekali lagi kata-kata pulau Jawa yang merupakan rencana depan visualisasi peta dalam programnya, diusulkan langsung oleh dosennya. Dan satu temannya ketiban pulung dapet tugas lebih. hehehe.. Hati-hati dengan mulutmu!

Berpuluh-puluh atau berratus-ratus kilometer dari kaki Gunung Salak, pemuda ini merenungkan hidupnya selama sebulan sampai dua bulan ini. Disadarinya hidupnya akhir-akhir ini sangat penuh dengan dirinya. Tidak banyak kehidupan disamping dirinya yang dikuasai kesibukannya. Teringatlah dia dengan Tuhan, keluarga, kekasih, bahkan kesehatannya dan semua bagian kehidupannya yang seakan tertutup oleh dirinya sendiri.

Bersyukurlah dia, Tuhan yang tak pernah lelah untuk melindungi dia dalam semua kesehariannya walaupun pertamax plus naek jadi Rp.7.850,-. Memberi dia prestasi yang tidak mengecewakan, bahkan bagus. Keluarga yang tetap membukakan pintu saat dia pulang sangat larut, yang tidak tertidur hingga dia pulang. Walau dia tidak pernah membantu pekerjaan rumah di siang hari, dia tetap diberi tempat untuk tidur sekelas tamu VIP hotel bintang 5, makanan yang bergizi dan imunisasi.

Kekasihnya yang sabar walau semakin jarang dijumpainya, yang sudah sebulan ini bahkan buat misa bareng aja susah. Tapi tetep menjadi penyemangat yang gak pernah pamrih. Juga buat tubuhnya yang dengan sekuat tenaga menghasilkan antibody yang amat hebat walau dalam keadaan kurang istirahat. Tubuh yang berhasil menahan asam lambung membanjiri lapisan lambung disaat dia makan amat telat.


Tapi dia sadar segala sesuatu memiliki batas / limit. Kecuali apa yang dilakukan Tuhan, pasti ada limit yang akan membatasi. Sampai kapan kah mereka akan tahan? Sampai kapankah badannya bakal tegar. Mungkinkah esok hari ambruk? Mungkinkah semangat berubah menjadi protes? Pasti.. Even the strongets man has his limit. Jadi saatnya memikirkan perubahan atau selamanya diperbudak kesibukan dan menghadapi limit yang akan meledak. Semua hanyalah soal waktu.

pesan penulis :
Cerita ini adalah fiksi yang berbasis kenyataan. Kesamaan tingkah laku dan kejadian adalah suatu kebetulan yang disengaja. Isi dari cerita ini murni hiburan dan tidak bertujuan melecehkan siapa pun. Bila anda merasa terhibur setelah membacanya, bagilah kebahagiaan anda dengan memberikan komentar.^^

Wednesday, December 05, 2007

Ashita Hareru Kana

Sudahkah kamu membaca kisah sebelum ini? Bila belum, cobalah tengok sejenak apa yang ada di sana. Karena cerita kali ini berlanjut dari kisah sebelumnya.

Cerita berlanjut di malam gelap. Dimana dia sedang mengedit video agar bisa siap tayang di hari esok. Dengan modal pengetahuan seadanya dan minat yang gak gede-gede amat. Akhirnya video tersebut bisa selesai dengan ukuran 184mb untuk durasi 10 menit.

Setengah 12 malam dia hendak menuju rumah. Dengan suasana hati yang gak terlalu enak, dia berusaha menutupi capeknya fisik yang menyiksa. Dipakainya jas hujan berwarna biru, dan helm kuning siap basah. Biar pun belum sempat mandi, dia tidak mau dimandikan alam di tengah perjalanan pulangnya.

Malam itu hujan turun lagi dengan derasnya. Bila dibandingkan dengan hujan di malam kemarin, mungkin ini jauh lebih parah. Angin kencang serta air dalam jumlah besar turun dari langit menghantam bumi sampai basah kuyup. Petir yang sambar-menyambar ikut membantu lampu jalanan untuk menerangi isi kota.

Tak ada pilihan lain, dia memang harus pulang. Selain bajunya yang sudah habis, besok ada mata kuliah yang membutuhkan banyak sekali peralatan seperti kemeja, sepatu dan celana panjang yang tentu harus diambil di rumah.

Maka perjalanan pahit harus ditempuh. Hujan yang gak kenal ampun mengiringi perjalanannya yang berat. Air yang dihantam dengan kecepatan 40km/jam dari motor saja sudah cukup membuat muka serasa dilempari batu.

Air mulai menggenangi jalan sepanjang perjalanan pulang. Tak jarang, mobil dari arah berlawanan menyipratkan air dalam jumlah besar ke setiap pengendara motor yang sedang menderita dibawah dinginnya malam hujan berangin. Nyaman sekali didalam mobil --"

Motor terus dipacu, bunyi cipratan air yang diterjang motor seperti bunyi orang sedang makan mie dengan rakus. "Sruput.. sruput". Bisa dibilang malam itu memang waktu yang paling tepat untuk pulang. Walau hujan sedang berada di puncak kejayaannya, namun bila terlambat sedikit saja mungkin dia tidak akan sampai rumah.

Sepanjang jalan daan mogot, sungai sudah sama dengan jalanan. Percis seperti anda berada di pantai, dan air laut berombak menuju daratan tertiup angin. Pada jalan itu, air sungai berombak menuju daratan dimana motor-motor dan mobil melintas. Bahkan sampai ada yang masuk jalur busway di beberapa bagian.

Entah bagaimana esok hari, yang jelas sepertinya hujan tidak menyerah dengan mudah hari ini. 3 km dari rumah, hujan sama sekali tidak terlihat tanda-tandanya. Jalanan begitu kering, petir dan gemuruhnya saja tidak berani nampak. Namun setengah jam kemudian, hujan kembali turun di tempat yang belum dapat giliran dengan bangganya. Semua air miliknya ditumpahkan ke bumi tanpa ragu.

play song :
Ashita Hareru Kana (“Will it be fine tomorrow…?”)

pesan penulis :
Cerita ini adalah fiksi yang berbasis kenyataan. Kesamaan tingkah laku dan kejadian adalah suatu kebetulan yang disengaja. Isi dari cerita ini murni hiburan dan tidak bertujuan melecehkan siapa pun. Bila anda merasa terhibur setelah membacanya, bagilah kebahagiaan anda dengan memberikan komentar.^^

Tuesday, December 04, 2007

Dari Pintu ke Pintu

Ponsel berdering dengan semangat. Memecah pagi yang dah nyaris siang hari itu. Tapi dasar kuping gak kompak ama otak, dia tak bangun dari tidurnya yang pulas. Tak bosannya sang ponsel berteriak, 2 jam kemudian pada teriakan kesekian dia terbangun dari tidurnya dengan kaget. Sudah telat 2 jam dengan janji syutingnya.

Syuting? Ini cerita tentang artis yang lagi naik daun? Main apa dia? Sinetron? Ketoprak? J-Dorama?^^ Bukan-bukan. Ini cerita tentang pemuda biasa yang selalu anda ikuti dari kemarin (kalo gak ikutin salah sendiri). Hari ini dia ada janji dengan kelompok B.Ingnya buat syuting film untuk tugas kelompok yang akan diputar 2 hari lagi. Ya, 2 hari lagi. 1 hari setelah deadline skripsinya untuk di demo.

Dengan sigap dan gesit dia meraih handuknya yang berwarna kuning lalu meloncat kedalam kamar mandi. Dengan gerakan bak kamen rider, dia berhasil berubah menjadi "naked man" dalam sekejap. Setelah puas memanjakan tubuhnya dengan keharuman sabun dan shampo, kini giliran ponds dan pepsoden untuk bekerja.

50 menit kemudian dia sudah ada di lt.3 kampusnya. Kampus yang gedungnya banyak, bukan yang tunggal. Dan ternyata take sudah dilakukan. Sambil menunggu gilirannya yang ternyata masih lama, maka dia pergi menuntaskan tugasnya dulu sebagai penerus bangsa, kuliah.

Hari sudah menjelang malam, dan syutingnya baru saja kelar untuk semua pengambilan gambar. Dan bagai terserang penyakit menular, dia kebagian tugas untuk editing movienya sampai siap di dubbing. Dan hal itu mewajibkan dia menunggu hujan bersama renderring yang memakan waktu tidak sedikit.

Malam itu hujan turun bagaikan ingin menyerbu bumi. Tak ragu lagi butiran-butiran peluru air jatuh bebas dari atas awan yang gelap. Memberondong semua benda di bumi yang tidak tidak terlindungi.

Ditengah dingin dan gelapnya malam itu, dia berjalan menuju tempat dia akan menghabisi sisa waktu deadline skripsinya. Dengan bermodal semangat dan kebersamaan, skripsi itu tetap tidak kelar. ^^

Jam 6 pagi ini seharusnya si ayam jantan menjalankan tugasnya. Namun karena menemani mereka yang mengerjakan skripsi sampai beberapa menit sebelum jam tugasnya, dia pun gak bisa bangun. Maka sapaan matahari tidak sempat disambut oleh orang-orang yang kesiangan. Ntah berapa orang yang masih pulas dengan tidurnya pagi itu.

Hujan masih mengguyur dengan kejam. Beberapa lokasi dikabarkan sudah tergenang air hujan yang tak mengalir. Dan sang pemuda itu berjalan gontai menahan kantuknya dan berusaha melawan air hujan yang menetesi kepalanya dengan jaketnya hingga jaket itu basah kuyup.

Satu yang dia sangat butuhkan saat itu, tempat tidur atau sepetak daratan nyaman untuk mengistirahatkan prosessor nya yang dah mulai berasap itu. Di datanginya pintu demi pintu, ditelefonnya nomor demi nomor dan ternyata orang-orang di dunia ini masih pulas dialam mimpinya. Pagi itu emang amat menggoda untuk memejamkan mata dan mengulet di dalam kamar yang dingin. Dan terdengar suara Ebiet G Ade meledek samar-samar...

Dari pintu ke pintu
Kucoba tawarkan nama

Tempat kesekian, akhirnya ketukan pintu di jawab bunyi putaran kunci. Gembiralah hatinya dan masuk menuju tempat peristirahatannya. Sesaat sebelum tidur, dia melihat jam di ponselnya dan menyetel alarm untuk 2 jam kemudian, setengah sepuluh siang.

Jam 10 siang. Tampaknya hujan sudah cape menguras bak mandinya, sehingga air sudah tidak turun ke bumi. Dan dengan segenap paksaan dan efek mujarab dari sepasang pil bermerek griffin emas ber-background hijau, dia berjalan menuju kampus. Sampai dia sadar dosennya tidak bisa datang karena kebanjiran.

Pasca gagalnya demo program siang itu, dia menuju tempat kelompok B. Ing yang kemarin untuk menyerahkan film hasil editannya semalam. Dan sekitar 2 jam kemudian dia sudah ada di kampus untuk rapat bersama teamnya.

Saat saya menulis cerita kali ini dia sedang berada di dekat saya dengan semangat yang hampir tak bersisa. Tampaknya efek sepasang pil tadi sudah habis setelah makan paginya yang telat 6 jam dari orang normal. Dan katanya dia jadi tahu rasanya jadi perantauan yang tak memiliki tempat tinggal pasti.

pesan penulis :
Cerita ini adalah fiksi yang berbasis kenyataan. Kesamaan tingkah laku dan kejadian adalah suatu kebetulan yang disengaja. Isi dari cerita ini murni hiburan dan tidak bertujuan melecehkan siapa pun. Bila anda merasa terhibur setelah membacanya, bagilah kebahagiaan anda dengan memberikan komentar.^^

Sunday, December 02, 2007

Roda Tiga

gnite
bye

Layar chat dimatikan dan sesaat dia melihat situs permainan rutinnya. Diliriknya jam bundar berwarna kuning yang dengan tegas menunjukkan waktu saat itu. Bulan memang masih panjang shif jaganya. Tapi waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Waktunya tidur bila ingin bangun jam 6 esok paginya.

Disadarilah oleh dirinya secara tidak sengaja bahwa laptop-nya berhenti mengeluarkan suara yang biasanya disetel paling keras. Soalnya suara paling kerasnya gak keras-keras amat. Namun hari ini, padam total.

Maka di ceknya beberapa kemungkinan dan akhirnya masalah ditemukan pada dll yang hilang. Sejenak kemudian dia memutuskan untuk merepair OS-nya tersebut. Ternyata perkara repair berbuntut panjang. Instalasi yang hang di tengah jalan membuat dirinya tidak dapat mengakses OS yang merupakan portal menuju file-file skripsinya yang sakral.

Kepanikan keluar dengan membabi buta, mulai dari umpatan-umpatan kesal sampe penghilangan emosi pada benda-benda empuk, seperti kasur, bantal, guling dan maybe pipi anda ^^ ( buat apa pukul yang keras2.. sakit :p)

Waktu gak kenal ampun, biar ngeliat dia susah setengah mati benerin laptop-nya, si waktu ini terus berlari mengejar pagi untuk menyambut mentari yang jadwalnya akan tampil 2 jam kemudian. Dan bila dia masih ingin bangun jam "6" maka dia harus memejamkan mata dari sekarang. Now or never..

Diputuskannya untuk beristirahat. Besok dia seharian akan menjalani kesibukannya di kampus. Bagaimana pun mata harus beristirahat barang sejenak bila ingin nyawa tetap ditangan setelah mengendarai motor selama satu jam.

Pagi2 setelah dibangunkan si doi, dia menelepon temannya yang semalam sudah membuat kesepakatan untuk saling membangunkan. Dan ternyata itu memang menolong ^^ biarpun gak langsung bangun.

Siangnya dia mencoba membetulkan laptop-nya yang sedang koma. Hanya bisa boot awal dan abis tu hang trus. So diinstal ulang lah OS yang ada, dan skripsinya selamat. Tapi tetep sulit sepertinya mengejar deadline yang tinggal dua hari lagi --+

Seselesainya laptop itu diopname, dia mencoba beberapa lagu untuk mengetes pita suara baru yang di cangkokkan di laptopnya sehingga bisa bersuara lagi. Dibukanya foobar yang akan menyanyikan lagu Tears sangat mirip dengan yang dinyanyikan oleh Toshi X-Japan

But I never thought
you'd trade your soul to the votes,
never thought you'd leave me alone


Salah dengar ternyata dan dia cekikikan. Tapi bener juga. He never thought of that ^^

Perjalanan pulang setiap dia merasa ngantuk tentu tidaklah menyenangkan. Dengan jarak pandang yang amat minim karena jarak jauh terlihat ngeblur dan mata yang menyipit, perjalanan menjadi makin berbahaya.

Di perjalanan kali ini dia melihat halusinasi anak balita yang sedang naik sepeda roda tiga. Namun saat jarak aman dicapai, dia menyadari itu adalah roda depan sepeda motor berlawanan arah. Dan saat ada kucing kuning menyebrang jalan, dia hampir menabraknya karena dikira halusinasi juga --"

HP dan MP yang terkuras hari ini membuat dia merasa nikmat sekali berada diatas kasur. Saat bunyi-bunyi jangkrik bersahutan dan kegelapan menyelimuti kamar, rasanya nikmat sekali. Sayangnya tidak ada jangkrik dan kamar belum gelap. Deadline skripsinya 2 hari lagi dan dia harus berjuang dengan nasib.

pesan penulis :
Cerita ini adalah fiksi yang berbasis kenyataan. Kesamaan tingkah laku dan kejadian adalah suatu kebetulan yang disengaja. Isi dari cerita ini murni hiburan dan tidak bertujuan melecehkan siapa pun. Bila anda merasa terhibur setelah membacanya, bagilah kebahagiaan anda dengan memberikan komentar.^^