Friday, April 04, 2008

Broke My Bone

Perjalanan di pagi yang cerah, matahari sedang warming up untuk bersiap2 memancarkan sinarnya kuat-kuat ke seluruh pelosok negeri. Perjalanan menuju tempat kerja selama 2 jam kurang memang melelahkan, tapi terbayar dengan senangnya sampai dgn selamat dan tepat waktu.

Training hari ke 3 dari 8 bulan rentetan training dan test yang mengantri untuk dijalani 1 demi 1. Today, we learn about 4 point. Remedial (collection tingkat ekstrem), Risk Management, Compliance, dan EBEK. Jangan bertanya bila tak tahu apa saja point2 itu karena wajar bila belum bekerja belum tahu. Yang mau kerja aja awalnya cengo.

Training hari itu lebih mewah dari biasanya. Makan siang kumplit, snack makin okeh, dan 2 gelas jus sebagai bonus membuat angka 5 terisi pd quisioner hari itu. Molor satu setengah jam dari biasanya, membuat janji dengan sekelompok senior yang hendak berangkat jam 7 menuju Rumah Duka St. Carrolus tak terkejar.

Maka kloter baru yang justru membuat menunggu hingga jam 8 lewat diberangkatkan. Hingga pkl 10 di rumah duka membuat rasa kantuk mulai bermunculan. Lelah rasanya hingga hampir ketiduran di mobil.

Kembali ke tempat motor dititipkan. Demi mengirit waktu, perjalanan menuju rumah tidak ditunda-tunda lagi. Dengan rasa kantuk dan lelah yang ditahan, motor melaju seperti biasa di jalan raya yang menyepi.

Sepuluh menit, lima belas menit, dua puluh menit perjalanan pulang berlangsung seperti biasa. Melintasi Jl. Daan Mogot yang sudah tidak sepadat sore harinya. Tak diduga, seperti yang sempat ditayangkan pada acara bernama "Kick Andy" pada salah satu stasiun tv suasta tanah air, jalanan di ibu kota ini banyak berlubang. Dan dalam kecepatan yang sebenarnya normal saat jalan lancar ditambah keawasan yg kurang membuat motor bergetar keras dan terjatuh ke aspal saat melewati jalan berlubang. Pengemudinya tak punya tenaga untuk bangun sendiri karena shock benturan yang dialaminya.

Beruntung di jalan yang terkenal rawan kejahatan pun, masih banyak orang jujur dan begitu baik. Sekumpulan tukang ojek membantu si pengemudi yang terbaring di jalan berdiri dan meminggirkan motornya yang cuma cidera ringan. Pengemudinya, walau langsung bisa berjalan menyadari ada yang salah dengan bahu kirinya. Setelah minum dan tenang, disadarinya tulang mistar bahu kirinya patah. Setelah di jemput keluarganya, rontgen di ruang UGD sebuah rumah sakit menunggu. Harta benda utuh, tak ada kehilangan sedikitpun, sungguh berkat Tuhan itu nyata.

Hasil rontgen mengesahkan asumsi patah yang dirasa sejak awal, dan pengobatan tanpa operasi dujalankan malam itu juga. Semoga prosesnya berlangsung lancar dan cepat, sehingga semua aktifitas tidak terhalang lagi.

Jam tangan yang berumur jagung ini merupakan salah satu korban kecelakaan yang terlepas dari pemiliknya dan mengalami retak kaca. Walau fungsi dan mesin masih bekerja baik, pandangan layar terhalang retakan kaca yang melintang lebar. Penyok bodi dan baretan terlihat jelas di beberapa sisi. Setidaknya putusnya tali jam tangan tak semengerikan patahnya tulang menjadi 2 kan?

Pelajaran dari cerita ini, hindari berkemudi dalam kuasa kantuk mulai saat ini. Sekalipun anda sudah sering sukses memenangkan nasib hingga saat ini. Dan di dunia yang semakin membusuk ini, selalu ada pertolongan selama anda mau percaya.

nb : ucapan terima kasih kepada tangan kanan yang mengambil porsi tangan kiri seutuhnya dalam penulisan cerita kali ini.

5 comments:

Anonymous said...

wele2... ati2 bang felix kalo naek motor. met sembuh de

Mel Zhang said...

wadoo di gips donk?
smoga cepet smbuh deh.. :D

Mel said...

wadoow...

cepet sembuh yaaa

Anonymous said...

jalan nya gmana ? tambah berlubang lage nga gara" motor u ?
terus motor nya gmana ?

raykuro said...

motor cidera ringan lah cuma lampu depan ama baret2