Thursday, November 29, 2007

Be a King

tik..tik..tik.. bunyi suara jarum jam tangan berdetak perlahan. Sesaat dia melihat ke arah jam tangannya sambil berkutat dengan peluh dan algoritma di depan komputer portablenya. Jam panjang dan jarum pendek sudah berdekatan. Sebentar lagi, waktunya mereka bermesraan di puncak akan tiba. Ya, 4 menit lagi pukul 12 malam.

Akhirnya dengan senyum dan teriakan kecil dia menoleh ke 2 orang temannya. Luapan sedikit kegembiraan atas berhasilnya rangkaian kode yang sudah dia susun selama satu jam lebih begitu saja melesat keluar dari bibirnya. Dan langsung dilanjutkan dengan men-turn off komputer portablenya. Sudah terlalu malam, dan ini waktunya pulang.

Bukan karena takut dikonciin, atau di omelin. Tapi perjalanan pulang jam segitu memang amat berbahaya. Baik dari segi kejahatan atau kecelakaan. Bayangkan ban bocor di tengah malam seperti itu. Mau nambal dimana? Belum lagi kalau gak bawa uang cukup gak bisa bayar. Soalnya semua mesin yang bisa kasih uang dah tutup.

Belum lagi kejahatan, siang bolong aja topeng dibuka apa lagi malam. Di tempat rame kaya cengkareng, bisa aja spion mobil diambil orang. Bahkan tas atau handphone di rampas di depan orang banyak. Bahkan tidak jauh dari pos aparat.

Sayangnya pulang selarut itu mesti terjadi. Karena waktu di siang hari yang simpang siur, 3 orang mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi itu terpaksa berkumpul di malam hari. Yang satu suka hilang di pagi hari, yang satu sibuk antar jemput, yang satu sibuk bergaul dan ngeceng di kampus :p

Dia sempat berpikir untuk tinggal di dekat kampusnya. Namun dengan berbagai alasan, orang tuanya tidak langsung mengijinkan. Mulai dari biaya yang lebih mahal, kehidupan tidak terkontrol, sampai masalah kesehatan yang tentunya lebih parah dari kebiasaan dia di rumah yang sudah parah ini ^^

Kadang memang seorang anak sulit untuk memahami maksud orang tua. Dan kadang seorang anak juga tidak mempunyai cara yang baik dan sopan dalam menyampaikan kemauan dan pendapatnya. Ya biar pun dia tidak bermaksud demikian.

Tapi bagaimana pun orang tua ternyata cuma memikirkan yang terbaik untuk anaknya. Yang anaknya harus lakukan hanyalah mencoba menyesuaikannya dengan kehidupannya. Bila terbukti tidak bermanfaat atau justru merugikan, orang tua pasti juga akan menuruti anaknya. Tinggal bagaimana si anak berkomunikasi dengan orang tuanya.

Toh pada akhirnya orang tua pasti mengerti yang terbaik untuk anaknya. Juga disesuakan dengan kemampuan mereka. Kalo orang bijak bilang :
"Orang tua kaya, anak jadi raja. Orang tua susah, anak tetap di-raja kan kok".
Jadi yang anak harus lakukan ya berbakti saja...

pesan penulis :
Cerita ini adalah fiksi yang berbasis kenyataan. Kesamaan tingkah laku dan kejadian adalah suatu kebetulan yang disengaja. Isi dari cerita ini murni hiburan dan tidak bertujuan melecehkan siapa pun. Bila anda merasa terhibur setelah membacanya, bagilah kebahagiaan anda dengan memberikan komentar.^^

5 comments:

Satochi said...

Jadi mau ngekos dimana mas? :D Biar klo gw dateng rapat kepagian ada tempat terdampar lain selain kos cowo yg tangganya menyeramkan yg di deket RM surabaya itu :D

Anonymous said...

hoahmmm...
bung felix mo ngekos?
hahahahahahaha... ati2 anak kos, bakal didatengin bung felix sering2 ntar... wkakakakaka... joke2...
emang kadang keinginan orang tua ama anak beda, tapi gw percaya kok, yg orang tua gw atur buat gw, merupakan yang terbaik yg bisa mereka kasih... :P

Regards,
Xander

Anonymous said...

"bermesraan di puncak" tu maksudnya apa lix? :)

raykuro said...

jarum panjang ama pendek kan ketemu di angka 12... angka 12 kan puncak paling atas dari jam ^^

Anonymous said...

Humm akhirnya bis nanya sama yang empunya blog baru dapet pencerahan :D

yup2 bahkan sampe saat2 ini pun gw masi berasa klo orang tua ngak bsia ngerti apa yang gw mau, tapi emang pada akhirnya gw cuman bisa bilang, sial... mereka yang bener ini emang buat kebaikan gw ^^

btw klo lu ngekos ide bagus tuh XD
klo mo ngambil dorama jadi gampang