Kemanggisan, 19 Desember 2007
Pk. 21:30 di lokasi tukang sate ternama.
Malam ini dia terbangun dengan sedikit kaget. Woa.. dia tertidur di tempat temannya, dan terbangun ketika temannya baru saja pulang. Karena rasa lapar yang tak tertahankan, maka dia berencana makan dulu bersama temannya sebelum pulang.
Bingung makan dimana, teringatlah dia suatu tempat dia makan 2 tahun lalu. Ya, tepat 2 tahun lalu. Maka pergilah mereka ke sana. Didapatinya tempat itu kosong, tidak ada penjual sate yang biasa mangkal di situ sejak bertahun-tahun lalu. Yang ada hanya sebuah petak kosong, gelap dan basah. Mungkin sedang bersiap-siap meramaikan Idul Adha, sehingga kambingnya disumbangkan ke Mesjid.
Masih diingatnya di tempat itu, sebuah mobil sedan putih bermerek Dian menjemputnya pulang dari suasana bahagia bersama 3 orang lain yang bersamanya. Sehingga dia kehilangan kesempatan sate gratis malam itu. Mungkin, bila di tahun berikutnya bisa makan di situ lagi, mereka akan makan ber-5.
Tahun berikutnya memang dia tidak mungkin makan di situ. Waktu itu dia berada di Bandung mempersiapkan masa kepengurusannya. Hari itu adalah hari special buat setidaknya 6 orang temannya, 19 Desember yang paling berbahagia.
19 Desember pernah menjadi hari yang spesial buat teman-temannya. Dan mungkin selamanya akan menjadi hari yang special. Memory yang sudah terekam, takkan mudah untuk dihilangkan. Apalagi memory-memory bahagia. Pasti di simpan baik-baik sebagai harta yang tak ternilai.
Akhir kata, Happy 19 Desember teman-teman....
Pk. 21:30 di lokasi tukang sate ternama.
Malam ini dia terbangun dengan sedikit kaget. Woa.. dia tertidur di tempat temannya, dan terbangun ketika temannya baru saja pulang. Karena rasa lapar yang tak tertahankan, maka dia berencana makan dulu bersama temannya sebelum pulang.
Bingung makan dimana, teringatlah dia suatu tempat dia makan 2 tahun lalu. Ya, tepat 2 tahun lalu. Maka pergilah mereka ke sana. Didapatinya tempat itu kosong, tidak ada penjual sate yang biasa mangkal di situ sejak bertahun-tahun lalu. Yang ada hanya sebuah petak kosong, gelap dan basah. Mungkin sedang bersiap-siap meramaikan Idul Adha, sehingga kambingnya disumbangkan ke Mesjid.
Masih diingatnya di tempat itu, sebuah mobil sedan putih bermerek Dian menjemputnya pulang dari suasana bahagia bersama 3 orang lain yang bersamanya. Sehingga dia kehilangan kesempatan sate gratis malam itu. Mungkin, bila di tahun berikutnya bisa makan di situ lagi, mereka akan makan ber-5.
Tahun berikutnya memang dia tidak mungkin makan di situ. Waktu itu dia berada di Bandung mempersiapkan masa kepengurusannya. Hari itu adalah hari special buat setidaknya 6 orang temannya, 19 Desember yang paling berbahagia.
19 Desember pernah menjadi hari yang spesial buat teman-temannya. Dan mungkin selamanya akan menjadi hari yang special. Memory yang sudah terekam, takkan mudah untuk dihilangkan. Apalagi memory-memory bahagia. Pasti di simpan baik-baik sebagai harta yang tak ternilai.
Akhir kata, Happy 19 Desember teman-teman....
1 comment:
:)
Post a Comment