Tuesday, December 04, 2007

Dari Pintu ke Pintu

Ponsel berdering dengan semangat. Memecah pagi yang dah nyaris siang hari itu. Tapi dasar kuping gak kompak ama otak, dia tak bangun dari tidurnya yang pulas. Tak bosannya sang ponsel berteriak, 2 jam kemudian pada teriakan kesekian dia terbangun dari tidurnya dengan kaget. Sudah telat 2 jam dengan janji syutingnya.

Syuting? Ini cerita tentang artis yang lagi naik daun? Main apa dia? Sinetron? Ketoprak? J-Dorama?^^ Bukan-bukan. Ini cerita tentang pemuda biasa yang selalu anda ikuti dari kemarin (kalo gak ikutin salah sendiri). Hari ini dia ada janji dengan kelompok B.Ingnya buat syuting film untuk tugas kelompok yang akan diputar 2 hari lagi. Ya, 2 hari lagi. 1 hari setelah deadline skripsinya untuk di demo.

Dengan sigap dan gesit dia meraih handuknya yang berwarna kuning lalu meloncat kedalam kamar mandi. Dengan gerakan bak kamen rider, dia berhasil berubah menjadi "naked man" dalam sekejap. Setelah puas memanjakan tubuhnya dengan keharuman sabun dan shampo, kini giliran ponds dan pepsoden untuk bekerja.

50 menit kemudian dia sudah ada di lt.3 kampusnya. Kampus yang gedungnya banyak, bukan yang tunggal. Dan ternyata take sudah dilakukan. Sambil menunggu gilirannya yang ternyata masih lama, maka dia pergi menuntaskan tugasnya dulu sebagai penerus bangsa, kuliah.

Hari sudah menjelang malam, dan syutingnya baru saja kelar untuk semua pengambilan gambar. Dan bagai terserang penyakit menular, dia kebagian tugas untuk editing movienya sampai siap di dubbing. Dan hal itu mewajibkan dia menunggu hujan bersama renderring yang memakan waktu tidak sedikit.

Malam itu hujan turun bagaikan ingin menyerbu bumi. Tak ragu lagi butiran-butiran peluru air jatuh bebas dari atas awan yang gelap. Memberondong semua benda di bumi yang tidak tidak terlindungi.

Ditengah dingin dan gelapnya malam itu, dia berjalan menuju tempat dia akan menghabisi sisa waktu deadline skripsinya. Dengan bermodal semangat dan kebersamaan, skripsi itu tetap tidak kelar. ^^

Jam 6 pagi ini seharusnya si ayam jantan menjalankan tugasnya. Namun karena menemani mereka yang mengerjakan skripsi sampai beberapa menit sebelum jam tugasnya, dia pun gak bisa bangun. Maka sapaan matahari tidak sempat disambut oleh orang-orang yang kesiangan. Ntah berapa orang yang masih pulas dengan tidurnya pagi itu.

Hujan masih mengguyur dengan kejam. Beberapa lokasi dikabarkan sudah tergenang air hujan yang tak mengalir. Dan sang pemuda itu berjalan gontai menahan kantuknya dan berusaha melawan air hujan yang menetesi kepalanya dengan jaketnya hingga jaket itu basah kuyup.

Satu yang dia sangat butuhkan saat itu, tempat tidur atau sepetak daratan nyaman untuk mengistirahatkan prosessor nya yang dah mulai berasap itu. Di datanginya pintu demi pintu, ditelefonnya nomor demi nomor dan ternyata orang-orang di dunia ini masih pulas dialam mimpinya. Pagi itu emang amat menggoda untuk memejamkan mata dan mengulet di dalam kamar yang dingin. Dan terdengar suara Ebiet G Ade meledek samar-samar...

Dari pintu ke pintu
Kucoba tawarkan nama

Tempat kesekian, akhirnya ketukan pintu di jawab bunyi putaran kunci. Gembiralah hatinya dan masuk menuju tempat peristirahatannya. Sesaat sebelum tidur, dia melihat jam di ponselnya dan menyetel alarm untuk 2 jam kemudian, setengah sepuluh siang.

Jam 10 siang. Tampaknya hujan sudah cape menguras bak mandinya, sehingga air sudah tidak turun ke bumi. Dan dengan segenap paksaan dan efek mujarab dari sepasang pil bermerek griffin emas ber-background hijau, dia berjalan menuju kampus. Sampai dia sadar dosennya tidak bisa datang karena kebanjiran.

Pasca gagalnya demo program siang itu, dia menuju tempat kelompok B. Ing yang kemarin untuk menyerahkan film hasil editannya semalam. Dan sekitar 2 jam kemudian dia sudah ada di kampus untuk rapat bersama teamnya.

Saat saya menulis cerita kali ini dia sedang berada di dekat saya dengan semangat yang hampir tak bersisa. Tampaknya efek sepasang pil tadi sudah habis setelah makan paginya yang telat 6 jam dari orang normal. Dan katanya dia jadi tahu rasanya jadi perantauan yang tak memiliki tempat tinggal pasti.

pesan penulis :
Cerita ini adalah fiksi yang berbasis kenyataan. Kesamaan tingkah laku dan kejadian adalah suatu kebetulan yang disengaja. Isi dari cerita ini murni hiburan dan tidak bertujuan melecehkan siapa pun. Bila anda merasa terhibur setelah membacanya, bagilah kebahagiaan anda dengan memberikan komentar.^^

No comments: