Saturday, December 08, 2007

Mulutmu Harimaumu

Berpuluh-puluh atau berratus-ratus kilometer dari kaki Gunung Salak, pemuda sibuk yang biasa anda baca melalui harinya tanpa perubahan. Di saat Jakarta kelebihan air karena hujan deras yang terus mengguyur selama beberapa hari belakangan ini, dia justru kekurangan mandi dari biasa sehari 2-3 kali menjadi hanya 1 kali. Tragis memang.

Kalau anda pernah dengar pepatah : "Mulutmu, Harimaumu", mungkin hal itu benar. Jadi anda harus melatihnya dengan baik. Bila tidak dilatih akan sangat berbahaya. Bila terlatih tentu anda bisa menarik keuntungan dari-nya. Mulut terlatih bisa dipakai bermain sirkus, mulai dari lari di lingkaran raksaksa, meloncati lingkaran api, atau berdiri dengan 2 kaki belakang. :p Buat anda yang berasal dari Sumatera, pemerintah sudah menghimbau anda untuk melestarikan mulut anda tentunya. Karena harimau Sumatera sudah hampir punah.

Sekali lagi tentang "Mulutmu , Harimaumu". Hari ini dia mendapat 2 pengalaman yang mengingatkan dia atas pepatah di atas. Yang pertama terjadi di siang hari. Dimana pembicaraan biogeografis secara tidak langsung menyerempet nama yang terlarang untuk di sebut di situ. Karena dalam etika pengandaian, usahakan sekitar anda tidak ada yang menggunakan atau mengenal nama yang anda gunakan dalam pengandaian. Dan dia secara tak sengaja menggunakan nama terlarang. Tapi suer katanya dia gak maksud apa pun. Walau peristiwa ini diakhiri dengan tawa dan sedikit cekekan, dia tetap merasa bersalah melanggar kode etik pengandaian.

Sorenya, akhirnya dia demo program skripsinya untuk pertama kali. Meski dengan segala kebelum-selesaian programnya, dia setidaknya memiliki kemajuan berarti yang dibayar dengan waktu istirahatnya. Dan dalam demo tersebut, sekali lagi kata-kata pulau Jawa yang merupakan rencana depan visualisasi peta dalam programnya, diusulkan langsung oleh dosennya. Dan satu temannya ketiban pulung dapet tugas lebih. hehehe.. Hati-hati dengan mulutmu!

Berpuluh-puluh atau berratus-ratus kilometer dari kaki Gunung Salak, pemuda ini merenungkan hidupnya selama sebulan sampai dua bulan ini. Disadarinya hidupnya akhir-akhir ini sangat penuh dengan dirinya. Tidak banyak kehidupan disamping dirinya yang dikuasai kesibukannya. Teringatlah dia dengan Tuhan, keluarga, kekasih, bahkan kesehatannya dan semua bagian kehidupannya yang seakan tertutup oleh dirinya sendiri.

Bersyukurlah dia, Tuhan yang tak pernah lelah untuk melindungi dia dalam semua kesehariannya walaupun pertamax plus naek jadi Rp.7.850,-. Memberi dia prestasi yang tidak mengecewakan, bahkan bagus. Keluarga yang tetap membukakan pintu saat dia pulang sangat larut, yang tidak tertidur hingga dia pulang. Walau dia tidak pernah membantu pekerjaan rumah di siang hari, dia tetap diberi tempat untuk tidur sekelas tamu VIP hotel bintang 5, makanan yang bergizi dan imunisasi.

Kekasihnya yang sabar walau semakin jarang dijumpainya, yang sudah sebulan ini bahkan buat misa bareng aja susah. Tapi tetep menjadi penyemangat yang gak pernah pamrih. Juga buat tubuhnya yang dengan sekuat tenaga menghasilkan antibody yang amat hebat walau dalam keadaan kurang istirahat. Tubuh yang berhasil menahan asam lambung membanjiri lapisan lambung disaat dia makan amat telat.


Tapi dia sadar segala sesuatu memiliki batas / limit. Kecuali apa yang dilakukan Tuhan, pasti ada limit yang akan membatasi. Sampai kapan kah mereka akan tahan? Sampai kapankah badannya bakal tegar. Mungkinkah esok hari ambruk? Mungkinkah semangat berubah menjadi protes? Pasti.. Even the strongets man has his limit. Jadi saatnya memikirkan perubahan atau selamanya diperbudak kesibukan dan menghadapi limit yang akan meledak. Semua hanyalah soal waktu.

pesan penulis :
Cerita ini adalah fiksi yang berbasis kenyataan. Kesamaan tingkah laku dan kejadian adalah suatu kebetulan yang disengaja. Isi dari cerita ini murni hiburan dan tidak bertujuan melecehkan siapa pun. Bila anda merasa terhibur setelah membacanya, bagilah kebahagiaan anda dengan memberikan komentar.^^

6 comments:

Anonymous said...

Mulutmu harimaumu,
Harimaumu gunungmu,
Kalau kakanda boleh bertanya,
Gunung siapakah gerangan.

>:)

Satochi said...

Gunung salak klo ga salah terletak di pulau jawa. Harus dimasukin di skripsi lo tuh fel. Letaknya gw juga kurang tau dimana, tanya aja sama orang buta :D


Tega2, lol~
*kabur*

Anonymous said...

Jangan gunung Kawi tempat cari pesugihan yang ngetop itu :p

*post ga jelas*

anyway, good luck skripsinya!

raykuro said...

Jelas bagi yang ngerti ;p

Anonymous said...

Gini deh cara gw ngasi comment skr. Hahaha... Testing Lix, ayo pindah ke WP :)

www.andaka.com

Andy Zheng said...

nice blog,... klo macan => mulut, klo gajah sumatra apaan lix?