Wednesday, December 12, 2007

Boys Don't Cry

Hari sudah malam, Ayam, burung dan semua unggas kecuali burung hantu sudah kehilangan penglihatannya. Ikan-ikan berenang dengan tenang di dasar kolam sambil sekali-kali tertidur. Hewan malam berkeliaran dengan bebas. Mencari makan, kadang mencari sensasi. :p

Di pojok kamar di tingkat 2, kulihat seorang lelaki menangis. Menangisi cintanya yang tidak berujung tawa. Cinta tulus kepada seorang wanita yang dikaguminya dan begitu dicintainya selama ini.

Bayang senyumnya tak dapat hilang, malahan seperti meledek setiap ingatan yang tersisa. Sakit.. sakit sekali tusukan jarum-jarum keputus-asaan di hatinya. Aneh sekali tusukan itu tak mengeluarkan darah segar, melainkan pedih yang tidak berjeda. Detik demi detik tiada berhenti menggerogoti hatinya yang membiru.

Cukup sudah ketahanannya. Menahan beban dan derita cinta. Yang menghantuinya dalam setiap kesehariannya. Air mata tak terelak. Berebut keluar walau satpam kelenjar air mata sudah memasang tali pengaman dan dengan galaknya berteriak-teriak sambil memilin kumisnya yang runcing.

"Boys don't cry"

Sebuah tulisan tangan dibalik remasan kertas dibawah ranjang. Tulisan dari pujaannya, sebagai penutup sepucuk surat cinta. Sebagai penghibur bagi hati yang membiru atas berakhirnya pengharapan cinta.

Air mata sudah habis, air liur keluar dari mulut yang membeku. Tertidurlah dia dalam keletihannya. Letih akan kenyataan yang memusuhinya tanpa belas kasihan.

Dalam mimpinya dia melihat, teman-temannya tertawa. Sibuk dalam kesenangan masing-masing. Sibuk menikmati indahnya cinta. Dia semakin tak mengerti, mengapa dia diciptakan. Cuma menanggung derita dan dipermainkan oleh nasib.

Hingga masuklah sosok wanita lembut, dengan sabar memeluknya. Mendekapnya dalam-dalam. 2 orang lagi muncul, dan dikenalilah oleh dia. Teman-temannya bermunculan, menyusul ibunya dan keluarganya yang telah lebih dulu memeluk dia, melindunginya dan menariknya dari kekosongan jiwa.

Maka terbangunlah dia. Terbatuk-batuk, dan mata yang sulit dibuka karena air mata yang mengering. Tapi dia bahagia, dia sadar masih banyak orang yang mencintainya, orang-orang dimana dia membagi cintanya, orang-orang yang menghangatkan hatinya, dari kelamnya biru laut yang dalam.

Maka berlarilah dia, membuka tangannya lebar-lebar untuk menangkap semua cinta disekitarnya..

Do you believe in life after love?
I believe...

untuk hati temanku yang membiru...

No comments: