Sunday, February 03, 2008

Pizza Promo

Suatu malam seorang pemuda tanggung hendak merayakan hari jadi ibunya dengan kecil-kecilan saja. Berhubung dia hanya bisa ada di rumah semalam, maka malam itu juga mereka sekeluarga mencari tempat untuk makan di luar. Karena hari sudah cukup malam, pilihan jatuh pada resto yang menu utamanya roti dari italia yang baru saja dibuka di daerah kota kelahirannya.

Seperti biasa, pemesanan dilakukan secara normal, walau menunggu cukup lama hingga hampir keluar dari tempat itu. Ntah pelayannya yang kurang, ato pengunjung yang tak berimbang. Pokoknya bener-bener pertanda tidak baik.

Kekecewaan awal ditandai dengan hadirnya lemon tea tanpa ice, dengan alasan es sedang habis dan beberapa menit kemudian, pelanggan sebelah dapat coca cola dingin yang buat sekeluarga ini ngeces. hehe.. gak segitunya sih :p

Kekecewaan berikut akan diperlihatkan lewat layar kaca monitor anda, kecuali monitor anda terbuat dari kertas.


Ok, here we go !Poin minus pertama, dihidangkannya tobasco tanpa tutup, bahkan dengan mulut botol yang dah berkerak. Sapa yang gak komplen --"

Namun karena keluarga ini berhati baik dan pengertian, dibiarkannya tobasco itu di meja tanpa complain dan berlanjut ke event selanjutnya.





Warning : gambar berikutnya berisi kekerasan rumah makan, bila anda tidak ingin teringat saat makan di tempat yang sudah mati-matian disembunyikan identitasnya ini, mohon jangan di teruskan :p














Ya 6 gambar diatas menunjukkan beberapa gambar pizza gosong yang dihidangkan begitu saja ke pelanggan hingga pelanggannya mencabik-cabik pizza itu sebagai pelampiasan hilangnya napsu makan yang tadinya sedang selangit. Akhir dari cerita ini, pizza yang dipesan diganti 2 dari 3 loyang, itu pun diganti medium dengan tambahan sosis karena yang large habis. Dan keluarga itu, memilih membungkus pizza baru yang sebenernya gak jauh beda namun sedikit lebih baik itu dan memakannya di rumah saat napsu makan sudah timbul lagi.

Diliriknya ke kiri dan ke kanan, garlic bread orang lain juga gosong apa lagi pizzanya, ntah kenapa pada tetap berhasil nelan dan diam saja. Padahal rasanya pahit.


Nama besar restoran ternyata bukan jaminan. Tanpa Quality Control yang tepat, hanya bikin sakit hati pelanggan. Beruntung cuma restonya yang di cap jelek, bukan merek dagangnya. Dan mungkin hari itu pertama dan terakhir kalinya keluarga itu dan orang-orang di situ untuk singgah di resto itu.

Akhir kata, cerita ini cuma informasi, tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun dan diharapkan tidak dimanfaatkan untuk ajang caci maki. Cukup tahu dan komentar dengan sopan bila berminat.


No comments: