Saturday, January 26, 2008

Indomie Tetangga

Cip..cip bunyi kicau burung memecah siang yang semakin terik. Matahari sepertinya panas sekali diluar kamar. Kamar yang gelap dan bunyi desiran ombak serta angin sepoi-sepoi dari pendingin ruangan menambah in the hoy buat setiap orang yang sedang mengantuk.

Jam 10 pagi, saatnya bangun dari tidur lelap yang dimulai sekitar 6 jam lalu. Saatnya bersiap-siap sebelum 2 bocah malas datang menyerbu kamar untuk meneruskan perjuangan dan menebar bulu-bulu liar. Tampaknya ini akan menjadi awal dari hari yang melelahkan.

Tak lama ditunggu, 2 bocah malas lainnya selain dia sendiri muncul. Masih oleng karena tadi tidur lagi dan tidak bersiap-siap sesudah terbangun pertama kali. Masih belum rela memulai pagi yang sudah siang ini.

Makan siang di tempat biasa, dipilih menu sapi menghindari flu burung yang katanya mulai muncul kasus lagi. Sekaligus bosen sekali karena 80% makanan harian adalah ayam. Dilanjutkan mengisi bensin motor kesayangan yang sudah kedip-kedip seperti ultraman sudah mau menang.

Hingga malam tiba, sudah dijanjikan tidak akan makan sampai semua kelar dan tinggal cetak, apa daya sifat manusia yang ingkar janji tidak dapat menahan diri saat ada bunyi penggorengan diketuk di dekat kamar :P

Ok dari sinilah maraton dimulai. Hingga esok siang yang amat terik. T.T

Diawali jatuhnya korban jiwa salah satu anggota skripsinya yang menjadikan malam ini menjadi sama dengan malam KP-nya dulu. 2 orang dengan sisa kerjaan menumpuk dan jadwal printing yang amat ketat. 250 halaman belum jadi yang harus jadi dalam waktu kurang dari 12 jam.

Hari telah berganti, tengah malam ini seorang pemuda dengan seorang rekan lepe' nya sedang berusaha mati-matian mempertahankan harga diri untuk bisa lulus di semester ganjil. Sisa-sisa kepintaran dan kerajinan dikerahkan habis-habisan. Dengan kepanikan dan rasa lapar yang mengganggu membuat perjalanan menuju kelulusan ini menjadi semakin berat.

Pk. 04:00 WIB, rasa lapar telah sampai pada ujungnya. Ditemukannya jalan buntu untuk lari dari segala alasan. Cacing-cacing berontak, organ-organ berteriak, dan si empunya badan sudah berfantasi indomie hangat dengan atau tanpa kuah :p

Lapar tak dapat dilawan, diambilnya kunci titipan kamar seberang. Masuk ke kamar orang yang tidak ada orangnya, dia teringat bahwa orang ini membeli sebungkus indomie jumbo berbungkus putih. Dengan sejuta maaf tak tertahan, diambilnya indomie itu diam-diam. Dalam hatinya dia berjanji mengaku mengambil indomie itu besok pagi.

10 menit kemudian indomie itu sudah diproses dalam lambung. Bungkus putih itu sudah menjadi remasan kosong tak berharga.

Keadaan kamarnya berantakan seperti kapal pecah. Barang-barang berjatuhan, buku-buku bergelimpangan dan barang-barang orang seperti printer juga ikut hanyut dalam kekacauan kamar yang saat ini kesulitan menampung 2 orang tersisa. Untuk bergerak ke kamar mandi saja perlu jinjit-jinjit.

Sejam kemudian rasa lapar menagih lagi. Porsi sarapan tadi memang jauh dari cukup untuk tenaga yang terbuang dalam pemusatan pikiran ke seonggok kertas yang siap dicetak. Tak tahan lagi, diambilnya motor dan berangkat ke warung kopi yang lebih sering disebut "heroy" dengan terburu-buru. Dan di situlah sarapannya hari ini hingga makan lagi nanti siang. Di "heroy" ini dia membeli sebungkus indomie jumbo baru untuk mengganti indomie kamar seberangnya diam-diam. Hingga saat ini, temannya itu tidak tahu kalau indomienya sudah berubah tanggal expired-nya :P

Pagi sudah resmi, matahari sudah mengudara dan jam 9 pagi sudah ditunjukkan oleh jam digital di ponselnya. Tidak kuat membawa motor sendiri karena berdiri saja sulit, dia terpaksa ikut temannya dibonceng di belakang. Perjalanan menderita, aroma tidak mandi dan rambut lepek dari depannya amat sulit dihindari untuk tidak masuk paru-paru.

Skripsi terlambat diurus ujian siap menyambut, tanpa belajar dijalaninya ujian dengan rasa kantuk sangat. Berantakan, gak bisa jawab, dan tertidur dialami berkali-kali selama pengerjaan ujian kali ini. Ujian terakhir yang semoga tetap menjadi yang terakhir --"

Setelah ujian, penantian selama hampir 2 jam memberikan hasil yang lumayan melegakan. Rentetan tanda tangan dari dosen pembimbing membuka pintu hatinya yang menyempit. Kejadian buat surat survey sampe 3 kali gara-gara ngantuk terobati sudah. Ujian berantakan rasanya tak bermasalah. ACC dosen ditangan!!! Berarti yang selanjutnya harus dia lakukan adalah mencetak 3 x 250 lembar skripsinya sebelum hari senin.

Buat anda-anda yang skripsi kelas mungkin diribetkan dengan absen harian setiap anda bertemu dosen pembimbing. Tapi di non kelas berbeda bung. Dosen yang tanda tangan di buku bimbingan setiap pertemuan. :P Berarti ada kemungkinan dosen bisa titip absen :P

Setelah ACC ditangan, dia dan temannya makan di sebuah tempat makan soto tersempit di kemanggisan. Makan siang sekaligus pagi, ya walaupun jam 5 sudah nelen indomi di tempat yang tidak jauh dari situ membuat dia semakin ngantuk. Maka langsunglah dia kembali ke kosnya. Melepas semua kulit luar yang dipakainya pagi ini. Menyisakan piringan err... ntah apa warnanya yang jelas bukan hitam :P

Tak sadar, dia tertidur dengan gaya barat. Cuma berpiringan bukan hitam ditemani hembusan AC LG yang bertemperatur 18 derajat. Dingin yang menusuk kulit bahkan tidak berhasil mengganggu tidurnya yang nikmat itu. Hingga 4 jam kemudian, dia terbangun dengan perut kembung karena masuk angin.

Malamnya dia masih harus merevisi kekurangan-kekurangan yang ada. Maka diambil inisiatif untuk melakukan revisi di tempat mewah, seperti biasa kelompok malas nan mewah. :D

Jam 1 malam, berangkatlah 2 motor menuju sarinah. Daerah makanan 24 jam di dekat gedung BPPT. Karena ingin muter-muter, maka sampailah mereka di daerah pondok cabe belakang sarinah. Di sana terasa panas, tapi banyak bule pake penutup dada doank yang lagi loncat-loncat ato sekedar goyang-goyang diiringi lagu dangdut :P

Yang menghawatirkan, dari pandangan 4 orang diatas motor, PSK disana ternyata kalah mewah ama bencongnya --" what a terrible country ^^

Setelah melahap habis sepaket daging tumpuk dan atribut-atribut tambahannya yang ditutup sundae stoberi seharga 13 gelas aqua, maka mereka pulang menuju base camp sempit di daerah taisir. Tak lama di sana, semua orang terlelap dalam hembusan AC LG yang menurut pemuda itu terasa panas malam itu. Padahal teman-temannya kedinginan. Tampaknya sudah gejala suck-it tahap 1 setelah angin2an bawa motor. --"

Bangun siang bolong dilanjutkan dengan merubah penampilan di sebuah salon swasta. Setelah mandi, maka dia bersiap mengabadikan dirinya untuk keperluan skripsi esok hari. Kemudian, menunaikan ibadahnya di MBK.

Sepulang dari Gereja, dirasakan tubuhnya berangsur-angsur memburuk. Pala mulai pusing, mata perih dan leher tidak enak. Namun tuntutan skripsi menyebabkan dia masih mengeprint dan mengedit hingga saat blog ini diterbitkan. Benar-benar kehidupan yang melelahkan ya?

nb: maap kalo tulisan ini membosankan, nulisnya aja dah 2 hari :P

8 comments:

Satochi said...

Nulisnya keliatan terburu2.

Ato gw yg terburu2? :p
:D

Nathanael said...

ahak2
the best entry kalo menurut gw
jaarang banget isinya curhatan yang mudah dimengerti

niwei gw ngakak tu pas bagian yang berpiringan
sukses ya pak
jadwal sidang kapan?

Anonymous said...

duh...
gara2 gw ngantuk jadi kebalik T_T
mo tulis disini malah post di shoutbox..
yo wes lah udah terlanjur :P

yg pasti semangat deh skripsinya , dulu gw skripsi lebih menderita koq :D

raykuro said...

@satochi : gw nulis ini gak buru-buru, malah kelamaan ampe ngerasa basi --"

@nathanael : Belom keluar jadwal gw :p

@shaka : wah sama donk ngantuk :lol:

Anonymous said...

Malinggggg......

malingggg........

raykuro said...

:lol: Malingnya bertanggung jawab kok :P
Cuma gak bisa kasih expired yang sama ahahahaha... serapih-rapihnya menyimpan kejahatan pasti akan meninggalkan jejak juga.
Itulah kenapa orang yang bekerja sebagai detektif masih bisa menghidupi keluarganya :p

Anonymous said...

uhhh...
"tetangga" dan semua yg berelasi dengan itu mestinya dikasi credit tu ^^;;

raykuro said...

Jangan atuh ntar ketawan :P