Tuesday, January 29, 2008

Finally, But Not Final

Malam ini malam terakhir baginya untuk menyelesaikan tulisan syarat kelulusan S1 di sebuah universitas swasta. Dia dan seorang temannya yang datang bersama seorang wanita pinjaman kelompok sebelah, berusaha mati-matian menyelesaikan kewajibannya itu.

Dalam proses sampai selama ini, memang dia banyak sekali mendapat bantuan dan dukungan. Dan dia sangat berterimakasih dan menghargai itu. Sekali lagi, dia teringat akan quote yang pernah didengarnya.

Human Beings cannot do anything alone. They draw on their surrondings to live.
Pagi ini skripsinya masih kritis, walau semua bagian sudah disiapkan, tapi proses penyatuan dan penyeleksian memakan waktu yang tidak sedikit. Mesin cetak bekerja sehari penuh, sama seperti perutnya yang bekerja menahan lapar hampir sehari penuh. Kepala pusing pun sampai hampir hilang rasanya ditelan kepanikan.

Sore hari, pukul 6 dimana di udara biasa dikumandangkan waktunya solat magrib, dia dan kedua temannya sedang berpusing-pusing mengumpulkan dokumen-dokumen yang mesti dikumpulkannya. Mulai dari kertas panjang yang sering dibawa waktu ujian, sampai foto keren memakai jas berlatar merah yang ditulis nama dibaliknya.

Memang bukan orang yang senang mendapatkan sesuatu dengan jalur mudah, masalah baru mendatanginya. Saat sedang kejar-kejaran dengan waktu untuk menjilid 2 buah calon skripsi, ia dikejutkan dengan foto kerennya yang terkena tinta yang dia gunakan untuk menulis nama. Wajah tidak begitu tampan itu pun tambah kehilangan citra ketampanannya karena adanya kumis dan codat-codet bercak tinta yang mencoreng fotonya dengan amat kasar.

Waktu tinggal 1 jam, dan dia harus mencari pengganti foto tercoreng yang tak bisa dibersihkan itu. Maka berlarilah dia menuju percetakan foto digital terdekat. Mengingat tempat biasa dia mencuci ramai, dicobanya tempat cuci foto bermerek nama gunung di Jepang untuk mengirit waktu.

Ntah sial atau mendramatisir, usb yang dibawanya tidak bisa didetect di tempat itu. Sehingga ia terpaksa mengantri setengah jam lebih di tempat biasa ia mencetak foto yang merupakan tempat dimana ia foto keren itu :P

Jam setengah delapan lewat 10, salah seorang temannya sudah menelefon dengan nada tidak sabar. Dengen kebut-kebutan dia menuju tempat yang menggunakan salah satu Marga yang sempat menjadi orang terkaya di Indonesia.

Sesampainya di sana, tentu tempat itu sudah sepi. Jam 8 mereka akan tutup. Dan tepat pukul 8 kurang 10 menit, 2 buah jilidan itu sudah resmi ditukar dengan 3 lembar kertas sejenis bon yang disambung jadi 1. Kertas suci itu sampai juga ditangan mereka tepat 10 menit sebelum deadline berlaku. Mungkin saja, skripsi mereka adalah skripsi terakhir yang dikumpul tepat waktu.

Finally perjuangan selama ini berhasil juga mengejar deadline, walau cuma menyisakan 10 menit buat tertawa dan bernapas lega. Walau demikian perjuangan mereka belum selesai sampai di sini. Mereka tentu masih harus berkerja keras memperkuat pertahanan dengan menyelesaikan program mereka dan menonton pelajaran menangkis serangan di sidang orang lain.

Beberapa temannya sudah mendapat hasil atas perjuangannya, beberapa siap memetik hasilnya. Semangat terus buat teman-teman, buat yang besok sidang, 2 hari lagi sidang, 3 hari lagi sidang, sampai nanti yang sidang terakhir. Let's reach the final with full spirit...

No comments: