Wednesday, January 09, 2008

Si Ncik dan Malaikat Lepe' Bece'

Tahukah anda ada seseorang yang tidak belajar dari pengalamannya? Seorang pemuda tanggung yang biasa terus belajar dari pengalamannya kecolongan juga pada akhirnya.

Di siang hari yang terik, panas matahari memanggang setiap kehidupan di bumi Ibukota yang padat dan berpolusi ini. Seorang pemuda berkemeja putih memacu kendaraannya dengan cepat menyelip-nyelip di tengah keramaian jalan yang padat dengan angkutan umum. Siang ini dia hendak menghadiri kelas CB yang terancam telat 40 menit. Dan benar saja, sepuluh menit setelah dia masuk kelas sudah bubar dan si dosen mengabsen panggil sebagai kenang-kenangan di semester ini. Maklum, kuliah terakhir.

Sisa waktu dari cepatnya kelas berakhir sampai kelas berikutnya mengijinkan dia makan pagi dulu walau sudah telat. Seturunnya dari lantai 7 sebuah universitas swasta, dia langsung memesan makan di lapangan makanan kampus tersebut. Semangkuk mie keriting jumbo seharga 18 Aqua gelas dipesan. Dan ternyata dia tidak belajar dari kejadian kemarin. Duit di dompet tinggal 2 lembar. Satu berkepala 5 berekor 3 buah nol, dan 1 kepala berekor 3 buah nol. Di jumlahkan bagaimana pun juga, jumlahnya tidak pernah mencukupi untuk tarif semangkok mie keriting jumbo seharga 9 ribu.

Maka dengan wajah sedikit memelas dan penuh tipu daya dia meminta ijin dengan sopan kepada si ncik tukan mie untuk mengambil uang dulu ke mesin teller otomatis. Tidak jauh dari lapangan makanan, cuma sekitar 200 meter. Namun si ncik ternyata baik juga, katanya dia pesan saja dulu. Bayarnya boleh nanti. Wah, rejeki.. sekali lagi dia membuktikan bahwa kekuatan baik itu selalu melindungi kita saat kita memiliki tujuan baik ^^

Ada yang spesial dengan pesanan hari ini, nciknya ikut nganter walau mbaknya yang biasa antar juga datang ambil mangkok bekas orang makan. Diantar langsung oleh nciknya emang bikin dia rada kaget sih, dan jadi inget dia mau makan belom bayar. Mungkin itu juga sebabnya si ncik bela-belain datang mengantar pesanan langsung tanpa asisten.
"Wah ne bocah belom bayar, sini gw yang anter biar kaga kabur.", kata si ncik dalam hati.
Suatu kehormatan mendapat pelayanan ekstra diantar oleh pemilik usaha langsung yang memang jarang sekali dialami orang lain. Dan sekali lagi dia hampir bekerja sambilan di lapangan makanan itu karena tidak bisa membayar pesanannya langsung di muka. Untung nciknya baek. Kamsya ya ncik ^^

Malaikat Lepe' Bece' kembali membantunya hari ini, walau si Malaikat lepe' itu bolos dari kerjaannya mencuci piring dan gelas, si bece' akhirnya berhasil dipaksa mengeprint, menjilid sampai membakar document untuk paper kapselnya hari ini. Sungguh tidak terbayang bila tidak ada sang malaikat, ntah bagaimana kerjaan dia hari itu. Kamsya ya Lepe' Bece' ^^

Hari ini juga dia mendapat suntikan ransum baru yang ditukarnya dengan ampas ransum lama di dalam sebuah mobil hitam tinggi di samping parkiran motor sebuah universitas swasta. Segala perlengkapan bertahan hidup mulai dari kaos, jaket, kemeja, underwear sampai obat-obatan disupply baru dari agentnya.

Dengan persiapan sedemikian penuh. Mudah-mudahan kerja rodi skripsinya malam ini membuahkan hasil yang memukau untuk demo besok. Menyusul engkau yang telah lulus sidang hari ini.

pesan penulis :
Cerita ini adalah fiksi yang berbasis kenyataan. Kesamaan tingkah laku dan kejadian adalah suatu kebetulan yang disengaja. Isi dari cerita ini murni hiburan dan tidak bertujuan melecehkan siapa pun. Bila anda merasa terhibur setelah membacanya, bagilah kebahagiaan anda dengan memberikan komentar.^^

3 comments:

Anonymous said...

hua ha ha ha....

3x dalam waktu berdekatan ?
pikunnya keterlaluan tuh :P

raykuro said...

jadi 4.. T.T

bukan pikun, tapi emang lagi resesi :p

£òüí§ said...

Astaga...
Nih orang ga tau hoki, ato si Lepe' Bece' yang selalu buntutin dia ya?

Kek pahlawan super hero aja, muncul di saat dibutuhkan.
Ck ck ck...

Gw betul-betul ga abis pikir, nih orang punya nyawa berapa sih? ^^
Kacau dah.